Senin, 21 Desember 2015

berbagi ilmu tentang Individual Development and Identity



(INDIVIDUAL DEVELOPMENT AND IDENTITY)
A.    Individu
                 Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”. Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik dalam kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling berhubungan. Apabila salah satu rusak maka akan merusak aspek lainnya. Apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatakan ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai pada dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi diri. Dalam proses ini maka individu terbebani berbagai peranan yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup, yang akhirnya muncul suatu kelompok yang akan menentukan kemantapan satu masayarakat. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada tiga kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya. Kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga mempengaruhi masyarakat. (Hartomo, 2004: 64). Dengan demikian manusia merupakan mahluk individual tidak hanya dalam arti keseluruhan jiwa-raga, tetapi merupakan pribadi yang khas, menurut corak kepribadiannya dan kecakapannya. Individu mempunyai ciri-ciri memiliki suatu pikiran dan diri. Dimana individu sanggup menetapkan kenyataan, interprestasi situasi, menetapkan aksi dari luar dan dalam dirinya. Dapat diartikan sebagai proses komunikasi individu dalam berinteraksi dan berhubungan. Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyarakat yang menjadi latar individu tersebut ditandai dengan dimana individu tersebut berusaha menempatkan prilaku pada dirinya sesuai dengan norma dan kebudayaan lingkungan tersebut , seperti di indonesia individunya menjunjung tinggi prilaku sopan santun, dan beretika dalam bersosialisasi.Individu selalu berada didalam kelompok, peranan kelompok tersebut adalah untuk mematangkan individu tersebut menjadi seorang pribadi. Dimana prosesnya tergantung terhadap kelompok dan lingkungan dapat menjadi faktor pendukung proses juga dapat menjadi penghambat proses menjadi suatu pribadi. Faktor pendukung dan faktor penghambat juga dapat berdasarkan individu itu sendiri.
v  Pengertian Indivu dengan Masyarakat
      Dalam pengertian sosiologi, Individu adalah subyek yang melakukan sesuatu, subyek yang mempunyai pikiran, subyek yang mempunyai kehendak, subyek yang mempunyai kebebasan, subyek yang memberi arti meaning pada sesuatu, yang mampu menilai tindakan dan hasil   tindakannya sendiri. Singkatnya individu adalah subyek yang bertindak. Sedangkan menurut Peter  L. Berger mendifinisikan masyarakat sebagai berikut: Masyarakat merupakan suatu keseluruhan komplek hubungan manusia yang luas sifatnya. Ketika anda sedang surplus uang dan kebetulan  melewati perempatan jalan yang dihuni para pengemis, apa yang anda lakukan? Inilah penjabaran dari relasi individu dan masyarakat. Individu tidak akan bias melepas diri dari hal seputar masyarakat. Sebebas apapun manusia berbuat, akan terkoneksi dengan sistem masyarakat yang berlaku. Bahkan, dinegara Paman Sam sekalipun, Amerika Serikat, yang menganut liberalism ekstrem. Relasi Individu dan masyarakat sudah terpikir di masa lampau. Manusia pada dasarnya adalah homo social yang butuh interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Namun, ada juga pendapat lain yang menyebut manusia homo ludens, makhluk yang senang bermain main. Semuanya tertuju pada relasi individu dan masyarakat. Sejatinya, individu dan masyarakat bukan dua hal yang saling bertentangan, melainkan justru saling melengkapi.
B.     Perkembagan Individu
     Perkembangan adalah proses terjadinya perubahan pada manusia baik secara fisik maupun secara mental sejak berada di dalam kandungan sampai manusia tersebut meninggal. Proses perkembangan pada manusia terjadi dikarenakan manusia mengalami kematangan dan proses belajar dari waktu ke waktu. Kematangan adalah perubahan yang terjadi pada individu dikarenakan adanya pertumbuhan fisik dan biologis, misalnya seorang anak yang beranjak menjadi dewasa akan mengalami perubahan pada fisik dan mentalnya.
Manusia dalam perkembangannya mengalami perubahan dalam berbagai aspek yang ada pada manusia dan aspek-aspek tersebut saling berhubungan dan berkaitan. Aspek-aspek dalam perkembangan tersebut diantaranya adalah aspek fisik, mental, emosional, dan sosial. Semua manusia pasti akan mengalami perkembangan dengan tingkat perkembangan yang berbeda, ada yang berkembang dengan cepat dan ada pula yang berkembang dengan lambat. Namun demikian dalam proses perkembangan terdapat nilai-nilai universal yang dimiliki oleh semua orang yaitu prinsip perkembangan.
Prinsip perkembangan tersebut diantaranya Perkembangan terjadi secara terus menerus hingga manusia meninggal dunia dan Kecepatan perkembangan setiap individu berbeda-beda. Menurut Sudrajat, Perkembangan individu mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut :
1.       Terjadinya perubahan dalam aspek
2.      Terjadinya perubahan dalam proporsi
3.      Lenyapnya tanda-tanda yang lama.
4.      Diperolehnya tanda-tanda baru.

Tugas–tugas perkembangan yang berkenaan dengan sikap, perilaku dan keterampilan yang dikuasai sesuai dengan usia atau fase perkembangannya. Havighurst (Abin Syamsuddin Makmun, 2009) memberikan pengertian tugas-tugas perkembangan bahwa: “A developmental task is a task which arises at or about a certain period in the life of the individual, succesful achievement of which leads to his happiness and to success with later task, while failure leads to unhappiness in the individual, disaproval by society, difficulty with later task”.. Tugas perkembangan individu bersumber pada faktor–faktor: 
1.      kematangan fisik
2.      tuntutan masyarakat secara kultural
3.      tuntutan dan dorongan dan cita-cita individu itu sendiri
4.      norma-norma agama.

Tugas Perkembangan Masa Bayi dan Kanak-Kanak Awal (0,0–6.0) meliputi belajar berjalan pada usia 9.0 – 15.0 bulan, belajar memakan makan padat,belajar berbicara, belajar buang air kecil dan buang air besar ,belajar mengenal perbedaan jenis kelamin, mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis, membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam, belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain, belajar mengadakan hubungan baik dan buruk dan pengembangan kata hati.
Tugas Perkembangan Masa Kanak-Kanak Akhir dan Anak Sekolah (6,0-12.0) meliputi belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan, Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis. belajar bergaul dengan teman sebaya, belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya, belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung, belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari, mengembangkan kata hati, belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi, mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.
Tugas Perkembangan Masa Remaja (12.0-21.0) diantaranya mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita, menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif, mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya, mencapai jaminan kemandirian ekonomi, memilih dan mempersiapkan karier, mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga, mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga Negara, mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara social, memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam berperilaku.
Sementara itu, Depdiknas (2003) dan NCSS memberikan rincian tentang tugas perkembangan masa remaja untuk usia tingkat SD, SLTP dan SMTA  yaitu :
1.      Tugas Perkembangan tingkat SD
        Membantu peserta didik untuk memeriksa perkembangan pribadi yaitu fisik, identitas dan kepercayaan bisa melakukan sesuatu, membantu peserta didik memeriksa bagaimana pemikiran, perasaan dan tindakan yang baik dan yang salah, serta mempertimbangkan setiap kontribusi pemikiran, perasaan dan tindakan orang lain, membantu peserta didik mengeksplorasi kepribadian, membantu peserta didik mempelajari interaksi dengan orang lain
2.      Tugas Perkembangan Tingkat SLTP
       Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa  kepada Tuhan Yang Maha Esa,mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis  terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat,mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya  dalam peranannya sebagai pria atau wanita, memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas,mengenal kemampuan bakat, dan minat serta arah kecenderungan karier dan apresiasi seni,mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan atau  mempersiapkan karier serta berperan dalam kehidupan masyarakat,mengenal gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi, mengenal sistem etika dan nilai-nilai sebagai pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat dan minat manusia.




3.      Tugas Perkembangan Peserta didik SLTA
         Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa  kepada Tuhan Yang Maha Esa,mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta kematangan dalam perannya    sebagai pria dan wanita,mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat, mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan kesenian sesuai dengan program kurikulum, persiapan karir dan melanjutkan pendidikan tinggi serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas, mencapai kematangan dalam pilihan karir, mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi, mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang berkehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual serta apresiasi seni, mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai.

C.    Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Pribadi
        Perkembangan pribadi menyangkut perkembangan pribadi berbagai aspek, yang akan di tujukan dalam perilaku. Perilaku seseorang yang menggambarkan perpaduan berbagai aspek itu terbentuk didalam lingkungan. Seseorang individu pertama tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga. Tugas keluarga dalam hal ini misalnya sebagai penyelenggara pendidikan yang bertanggung jawab, mengutamakan pembentukan pribadi anak. Dengan demikian, faktor utama yang mempengaruhi perkembangan pribadi anak adalah kehidupan keluarga beserta berbagai aspeknya yaitu perkembangan psikofisis di pengaruhi oleh status sosil ekonomi, filsafat hidup keluarga, dan pola hidup keluarga seperti kedisiplinan, kepedulian terhadap kesehatan, dan ketertiban menjalankan ajaran agama (Sunarto dan A. Hartono 2006:188). 
      Perkembangan kehidupan seseorang di tentukan oleh factor keturunan lingkungan. Aliran nativisme menyatakan bahwa seorang individu akan menjadi” orang” sebagai mana adanya yang telah di tentukan oleh kemampuan dan sifatnya dibawa sejak lahir. Sedangkan aliran empirisme mengatakan bahwa seorang individu di ibaratkan sebagai kertas atau lilin yang masih putih bersih. Ia akan”manusia” seperti yang di kehendaki oleh lingkungan. Kedua aliran itu menggambarkan bahwa factor bakat dan pengaruh lingkungan sama-sama mempunyai pengaruh terhadap perkembangan pribadinya. Proses pendidikan Indonesia menganut aliran konvergensi,seperti di nyatakan oleh Ki Hajar Dewantara dalam Sunarto dan A. Hartono (2006:189) yaitu Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.
D.    Masalah Yang Dihadapi  Dalam Perkembangan Karir Remaja
      Dalam proses perkembangan karir, remaja sering mengalami berbagai masalah dan hambatan. Masalah dan hambatan-hambatan itu dapat berasaldari dalam dirinya sendiri,dari luar dirinya atau lingkungannya,ataupun kedua-duanya. Masalah yang berasal dari dalam dirinya antara lain sering terjadi bahwa minat remaja tidak sesuai dengan kemampuannya. Oleh karena itu, untuk menghadapi remaja yang mengalami masalah atau kesulitan dalam memilih karier, Shertzer dalam Hartinah (2010:172) menyarankan hal-hal berikut:
1.      Pelajari diri sendiri, karena kesadaran diri tentang bakat, kemampuan, dan ciri-ciri pribadi yang dia miliki merupakan kunci dari ketetapan perencanaan karier.
2.      Di bidang apa kamu merasah paling sreg (confortable).
3.      Tulislah rencana dan cita-citamu secara formal.
4.      Biasakan dirimu dengan tuntutan pekerjaan tertentu yang kamu minati.
5.      Tinjau dan bicarakan lagi rencana kariermu itu dengan orang lain.
6.      Jika ternyata kariermu tidak cocok, hentikan.

E.      Peran Pendidik terhadap Perkembangan Individu
                         Perlakuan pendidik (orang dewasa) yang diharapkan bagi perkembangan peserta didik dan  pada masa kanak-kanak kecil yaitu dengan cara menyelenggarakan disiplin secara lemah lembut secara konsisten, menjaga keselamatan tanpa perlindungan yang berlebihan, bercakap-cakap dan memberikan respon terhadap perkataan peserta didik, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif dan bereksplorasi, menghargai hal-hal yang dapat dikerjakan peserta didik.
     Perlakuan pendidik (orang dewasa) yang diharapkan bagi perkembangan peserta didik pada masa prasekolah yaitu memberikan tanggung jawab dan kebebasan kepada peserta didik secara berangsur-angsur dan terus menerus, latihan harus ditekankan pada koordinasi: kecepatan, mengarahkan keseimbangan, menjawab pertanyaanpertanyaan yang diajukan peserta didik, menyediakan bendabenda untuk diekplorasi, memberikan kesempatan untuk berinteraksi sosial dan kerja kelompok kecil, menggunakan program aktif, seperti ; bernyanyi dengan bergerak, memperbanyak aktivitas berbahasa seterti bercerita, mengklasifikasikan, diskusi masalah, dan membuat aturanaturan.
 

  Perlakuan pendidik (orang dewasa) yang diharapkan bagi perkembangan peserta didik pada masa kanak-kanak dengan cara menerima kebutuhan-kebutuhan akan kebebasan anak ; dan menambah tanggung jawab anak, mendorong pertemanan dengan menggunakan projekprojekdan permainankelompok, membangkitkan rasa ingin tahu, secara konsisten mengupayakan disipilin yang tegas dan dapat dipahami, menghadapkan anak pada gagasangagasan dan pandanganpandangan baru, bersama-sama menciptakan aturan dan kejujuran, memberikan contoh model hubungan social dan terbuka terhadap keritik.
  Perlakuan pendidik (orang dewasa) yang diharapkan bagi perkembangan peserta didik pada masa remaja awal biasanya dengan memberikan kesempatan berolahraga secara tim dan perorangan, tetapi tidak mengutamakan tenaga fisik yang besar, menerima makin dewasanya peserta didik, memberikan tanggung jawab secara berangsurangsur, mendorong kebebasan dan tanggung jawab, perlakuan pendidik (orang dewasa) yang diharapkan bagi perkembangan peserta didik pada masa remaja akhir, menghargai pandanganpandanganpeserta didi, menerima kematangan peserta didik, memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk berolahraga dan bekerja secara cermat, memberikan kesempatan yang luas untuk pendidikan karir, menggunakan kerjasama kelompok untuk memecahkan masalah, berkreasi bersama dan bersama-sama menegakkan berbagai aturan.

F.     Definisi Identitas Diri
 Banyak ahli yang mengemukakan pengertian identitas diri. Erikson (1968) mengatakan bahwa salah satu proses sentral pada remaja adalah pembentukan identitas diri, yaitu perkembangan ke arah individualitas yang merupakan aspek penting dalam perkembangan berdiri sendiri.
 Identitas diri adalah mengenal dan menghayati dirinya sebagai pribadi sendiri serta tidak tenggelam dalam peran yang dimainkan, misalnya sebagai anak, teman, pelajar, atupun teman sejawat. Identifikasi diri muncul ketika anak muda memilih nilai dan orang tempat dia memberikan loyalitasnya, bukan sekadar mengikuti pilihan orangtuanya. Orang yang sedang mencari identitasnya adalah orang yang ingin menentukan siapakah atau apakah yang dia inginkan pada masa mendatang (Erikson, 1968).
Proses terjadinya identitas diungkapkan secara abstrak yang merupakan proses restrukturisasi segala identifikasi dan gambaran diri terdahulu diolah dalam perspektif masa depan. Identitas merupakan kelanjutan dari masa kanak-kanak, pengertian diri yang sekarang, dan menjadi petunjuk di masa depan, oleh sebab itu seseorang membentuk identitas dirinya pada usia remaja akhir. Remaja yang berada pada periode remaja akhir dapat melihat dirinya dan tahu bagaimana bertindak untuk membentuk identitas dirinya. Identitas diri tidak dapat berkembang penuh sebelum masa remaja tengah dan akhir karena unsur pokok diintegrasikan (jenis kelamin, kemampuan fisik, seksualitas, kemampuan kognisi pada tahap operasional konkrit, dapat merespon harapan sosial) semua hal tersebut tidak muncul bersama dalam suatu waktu. Remaja akhir diharapkan dapat memutuskan identitas dirinya.
 Erikson (1968) menjelaskan bahwa pada masa remaja akhir identitas individu untuk pertama kalinya melaui suatu keputusan yang tepat atas pengalaman-pengalaman langsung maupun tidak langsung yang berarti dalam kehidupannya dan merupakan tugas-tugas perkembangannya. Erikson menyatakan bahwa pada usia remaja, krisis yang harus kita selesaikan berkaitan dengan pencarian identitas diri (Schulz, 1994). Erikson (1968) mempertegas bahwa masa remaja adalah masa krisis pencarian identitas diri (identity crisis) yang menunjukkan bahwa pada masa ini individu dihadapkan pada tugas perkembangan yang utama yaitu menemukan kejelasan identitas (sense of identity), terutama yang berhubungan dengan tugas-tugas perkembangan selama masa remaja, meliputi penerimaan keadaan fisik, peran seks secara sosial, membentuk hubungan baru dengan lawan jenis, kemandirian emosi dan ekonomi, memilih pekerjaan, mengembangkan ketrampilan intelektual, memilih tata nilai yang menuntun perilaku, mengembangkan perilaku sosial dan mempersiapkan perkawinan (Havinghurst, dalam Papalia, 1998). Krisis yang dialami pada masa remaja berfungsi untuk menetapkan suatu identitas stabil. Krisis identitas selama masa remaja sebenarnya merupakan krisis yang paling berat dan paling berbahaya karena penyelesaian yang gagal atau berhasil dari krisis identitas itu mempunyai akibat jauh untuk seluruh masa depan. Remaja berusaha untuk melepasakan diri dari mileu orangtua dengan maksud untuk menemukan dirinya. Erikson menamakan proses tersebut sebagai proses mencari identitas ego (Monks, 1999). Ada dua proses yang penting berupa eksplorasi dan komitmen dalam perkembangan identitas (Bosma, 1994). Eksplorasi yang juga dikenal dengan istilah krisis adalah suatu aktivitas yang secara aktif dilakukan individu untuk mencari, menjajaki, mempelajari, mengidentifikasi, mengevaluasi dan menginterpretasi dengan seluruh kemampuan, akal, pikiran, dan potensi yang dimiliki untuk memperoleh pemahaman yang baik tentang berbagai alternatif vokasi.

Indikasi ada tidaknya eksplorasi dapat ditunjukkan melalui kriteria-kriteria sebagai berikut (Marcia, 1993):
  1. Knowledgeability, yaitu sejauh mana tingkat pengetahuan yang dimiliki individu yang ditunjukkan oleh keluasan dan kedalaman informasi yang berhasil dihimpun tentang berbagai alternatif pilihan studi lanjutan. 
  2. Activity directed toward gathering information yaitu aktivitas yang terarah untuk mengumpulkan informasi yang menyangkut semua aktivitas yang dipandang tepat untuk mencari dan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. 
  3. Considering alternative potential identity element yaitu sejauhmana individu mampu mempertimbangkan berbagai informasi yang telah dimiliki tentang berbagai kemungkinan dan peluang dari setiap alternatif yang ada. 
  4. Desire to make an early decision yaitu keinginan untuk membuat keputusan secara dini yang ditunjukkan oleh sejauh mana individu memiliki keinginan untuk memecahkan keragu-raguan atau ketidakjelasan secepat mungkin secara realistis dan mxseyakini apa yang dipandang tepat bagi dirinya.
Berdasarkan pendapat dari para tokoh, maka dapat disimpulkan bahwa identitas diri adalah pengenalan dan penghayatan diri sebagai individu yang unik sehingga tidak tenggelam dalam peran yang dimainkan.
G.    Status Identitas
       Marcia (1993) mengidentifikasi eksplorasi dan komitmen sebagai dua dimensi dasar untuk mendefinisikan status seseorang dalam mencapai sebuah identitas diri. Berdasarkan dua dimensi dasar ini, Marcia kemudian bisa mengklasifikasikan perkembangan pembentukan identitas diri seseorang kepada empat status, antara lain (Rice & Dolgin, 2008):
a)      Identity Diffused
Seseorang yang berada dalam status identity diffused tidak mengalami sebuah periode eksplorasi (krisis), dan mereka juga tidak membuat komitmen pada aspek pekerjaan, agama, filosofi politik, peran gender, ataupun memiliki standar personal dalam berperilaku. Mereka tidak mengalami sebuah krisis identitas dalam salah satu atau semua aspek yangtelah disebutkan diatas, dan mereka juga tidak melewati proses mengevaluasi, mencari, ataupun mempertimbangkan alternatif-alternatif.


b)      Identity Foreclosure
Seseorang yang berada dalam status identity foreclosure tidak mengalami periode eksplorasi (krisis) tapi mereka telah membuat sejumlah komitmen pada aspek-aspek identitas seperti pekerjaan dan ideologi yang bukan berasal dari pencarian mereka sendiri tapi sudah disiapkan oleh orang disekitar mereka, khususnya orang tua. Mereka menjadi seseorang yang diinginkan oleh orang lain, tanpa benar-benar memutuskan untuk diri mereka sendiri.
c)      Identity Moratorium
Seseorang yang berada dalam status identity moratorium sudah ataupun sedang mengalami masa eksplorasi (krisis) terhadap alternatif-alternatif pilihan namun belum membuat komitmen pada aspek identitas. Beberapa orang yang berada dalam status moratorium mengalami krisis yang berkelanjutan, sehingga mereka mengalami kebingungan, tidak stabil, dan tidak puas. Individu dengan status moratorium juga menghindari berhadapan dengan masalah, dan mereka memiliki kecenderungan untuk menunda sampai situasi memaksa sebuah tindakan harus dilakukan.
d)     Identity Achievement
Seseorang yang berada dalam status identity achievement telah mengalami sebuah moratorium psikologis, telah menyelesaikan krisis identitas mereka dengan secara berhati-hati mengevaluasi sejumlah alternatif dan pilihan, dan telah menyimpulkan dan memutuskan sendiri setiap pilihan yang akan dilakukan.

H.    Ciri-Ciri Pencapaian Identitas Dir
    Menurut Erikson (1989), proses identitas diri sudah berlangsung sejak anak mengembangkan kebutuhanakan rasa percaya (trust), otonomidiri (autonomy), rasa mampu berinisiatif (initiative), dan rasa mampu menghasilkan sesuatu (industry). Keempat komponen ini memberikan kontribusi kepada pembentukan identitas diri. Menurut Erikson, remaja yang berhasil mencapai suatu identitas diri yang stabil bercirikan : Memperoleh suatu pandangan yang jelas tentang dirinya,memahami perbedaan dan persamaan dengan orang lain,menyadari kelebihan dan kekurangan dirinya,penuh percaya diri,tanggap terhada pberbagai situasi,mampu mengambil keputusan penting,mampu mengantisipasi tantangan masa depan,mengenal perannya dalam masyarakat.

PENUTUP
Kesimpulan
            Seorang guru IPS yang profesional harus memiliki pengetahuan, kemampuan, dan disposisi untuk mengatur dan memberikan instruksi di tingkat sekolah yang sesuai untuk studi Pengembangan Individu dan Identitas. Guru IPS harus menguasai psikologi di dalam pengembangan individu peserta didik, karena perbedaan individual terjadi karena adanya perbedaan berbagai aspek kejiwaan antar peserta didik, bukan hanya yang berkaitan dengan kecerdasan dan bakat tetapi juga perbedaan pengalaman dan tingkat perkembangan, perbedaan aspirasi dan citacita bahkan perbedaan kepribadian secara keseluruhan.
Seorang guru Pendidikan IPS harus memiliki pengetahuan, kemampuan, dan disposisi untuk mengatur dan memberikan instruksi di tingkat sekolah yang sesuai untuk studi Individu Pengembangan dan Identitas

Daftar Pustaka
http://deeyolanda.blogspot.com/2014/04/pengembangan-individu-dan-identitas.html
http://jasonwalkerpanggabean.blogspot.com/2013/09/makalah-perkembangan-kehidupan-pribadi.html








1 komentar:

  1. Merkur & Ferencia: Merkur & Ferencia Merkur
    Merkur & Ferencia sol.edu.kg merkur - Merkur & Ferencia Merkur in 1등 사이트 Solingen, 토토 사이트 Germany https://febcasino.com/review/merit-casino/ - Merkur - 바카라 사이트 Merkur Merkur - MERKUR - Merkur & Ferencia Merkur

    BalasHapus

proposal usaha makanan singkong mledak

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan kasih sayangNya, sehingga kita dap...